Tiap saya pulang ke kampung halaman, Bengkulu, apak (ayah) selalu mengeringkan kolam untuk memudahkan memanen ikan. Ceritanya, ikan-ikan itu, selain buat suguhan saya yang pulang jauh dari merantau, juga sebagiannya dijual ke pasar terdekat. Kebetulan, kolam apak itu berisi beragam ikan, mulai mujair, betok, mas, gabus, lele, dan lainnya. Pokoknya banyaklah, termasuk-kolam itu juga mengloleksi lintah-lintah.
Nah, pas liburan 6 bulan lalu, apak khusus memanen ikan mas saja buat konsumsi di rumah. Entah berapa puluh ikan mas yang apak ambil dari kolam itu. Puluhan lah. Ukurannya sebesar tangan, atau adapula yang lebih besar dari itu. Maklum, kolam saya ini subur dengan rumput, belum lagi ditambah dengan yang lain-yang membuat ikan-ikan itu gemuk dan sehat-sehat. Saat pulang kampung kemarin itu, ikan hasil tangkapan itu, ada yang langsung digoreng, adapula, setelah dibersihkan-ikan-ikan itu dijemur sampai kering, yang sebelumnya dilumuri garam dan bumbu lainnya.
Kalau sudah kering, barulah ikan-ikan itu dapat disantap. Mau digoreng atau digulai, ya boleh saja. Yang jelas, kalau ikan dikeringkan macam itu, ternyata bisa dijadikan sebagai oleh-oleh buat sanak saudara di mana pun. Intinya, ikan yang dikeringkan itu awet untuk bisa dikonsumsi kapan pun. Pengalaman saya, itu bisa tahan hingga sebulan, bahkan lebih. Yang punya kulkas, malah lebih nyaman, karena bisa ditaruh di dalamnya. Makanya, saya rindu ikan-ikan itu, karena apak yang mengeksekusinya. Apak memang pahlawan ikan. (Teks/foto: Cecep Hasannudin)
anda tampan ternyata, apalagi dengan baju pinknya itu hihi..
Aku gitu, ya..the tampan man!
subhanallah…
Allauakbar!!!
Jadi, ikannya itu diasinin ya? Kyaknya enak tuh rasanya … 🙂
Ya, diasinin. Banget, dunk..mau? haha
Di kampung punya kolam ikan? Bersyukurlah, pasti menyenangkan.
Alhamdulillah punya, mas. Menyenangkan selalu..he